Sejak terjadinya krisis keuangan global (KKG) 2008/09, harga CPO (Crude Palm Oil–minyak sawit mentah) merosot tajam dan dampak negatifnya telah dirasakan masyarakat sebuah desa di Riau yang hidup dari perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Pendapatan mereka turun drastis karena merosotnya harga tandan buah segar (TBS), berkurangnya shift (giliran) dan jam kerja di pabrik kelapa sawit (PKS), berkurangnya kesempatan kerja sebagai tenaga kerja lepas di kebun sawit, dan meningkatnya harga pupuk, obat-tanaman, dan sembako. Para buruh sawit paling menderita akibat krisis ini.