Komitmen untuk ‘tidak meninggalkan siapa pun’ telah menjadi konsep kunci dalam banyak diskusi terkait agenda pasca-2015 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Gagasan bahwa ‘tidak ada tujuan yang tercapai jika tidak mencakup semua pihak’ telah menjadi retorika umum yang selalu didengungkan ketika membahas tujuan ini. Secara teori, gagasan ini berarti memastikan bahwa semua orang mendapatkan semua hak dan peluang yang tertulis dalam SDGs. Dalam semangat pencapaian SDGs, Chambers (2017) memandang pendekatan pengujian realitas (reality check approach/RCA) sebagai sebuah ‘revolusi metodologi’ yang dapat secara kredibel dan persuasif menyajikan realitas terkini kelompok individu yang tidak boleh ditinggalkan kepada para pembuat kebijakan, kaum profesional, dan masyarakat umum. RCA menganggap penting persepsi masyarakat dan menekankan pada konteks dan relevansi dengan mengeksplorasi pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” terkait pilihan dan perilaku sehingga tidak hanya berfokus pada hasil. Presentasi ini menggambarkan dua studi di Indonesia mengenai bagaimana RCA digunakan dalam konteks yang sangat berbeda untuk mengakomodasi dan memahami beragam realitas dalam masyarakat: (i) studi pertama mengumpulkan perspektif, observasi, dan pengalaman masyarakat miskin terkait pengelolaan keuangan rumah tangga mereka; sementara (ii) studi kedua mengeksplorasi perspektif dan pengalaman budaya riset di universitas-universitas di Indonesia. Dua studi ini memaparkan penerapan RCA dalam konteks yang berbeda dan bagaimana metode ini berbeda dari pendekatan lain yang berpusat pada manusia dalam mencapai inklusi.
Pembicara:
Peter Riddell-Carre (Team Leader, the Reality Check Approach Plus team)
Yulia Sugandi (Lead Researchers, the Reality Check Approach Plus team)